Shadow

NU DAN RESOLUSI JIHAD KEKINIAN

Nahdhatul Ulama (NU) kemarin merayakan ultahnya yang ke 95. Didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, Kiai Abdul Wahab Hasbullah, dan Kiai Bisri Syansuri. Semangat utama NU adalah menjaga ummat agar tetap berada di jalan ahlussunnah wal jama’ah, dan terhindar dari segala macam ajaran agama dan bid’ah yang menyesatkan.

NU menjadi organisasi yang mewadahi segala bentuk fikiran ummat dalam menentukan hukum-hukum syariat dan mengeluarkan panduan hukum atau fatwa yang telah didasarkan pada Qur’an dan hadits dalam berbagai macam praktek ibadah dan juga berbagai persoalan kehidupan.

NU (Nahdlatul Ulama) bergerak bukan semata pada masalah agama saja, tetapi juga mengembangakan dan memperjuangkan sikap-sikap dan tujuan kebangsaan. Organisasi keagamaan melainkan juga berdasar pada sikap nasionalisme. Salah satu sikap dan keputusan yang sangat fenomenal adalah resolusi jihad yang dikumandangkan oleh pendiri dan sekaligus pimpinan NU pada saat itu, KH Hasyim As’ari pada tanggal 22 Oktober 1945 untuk melawan Agresi Militer Belanda II. Fatwa jihad tersebut seketika menggelorakan semangat juang rakyat Indonesia dari seluruh penjuru Tanah Air, untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa berjuang mempertahankan kemerdekaan merupakan kewajiban agama.

Kini di usianya yang sudah sangat matang, kaya akan pengalaman dan perjuangan membela agama dan bangsa, seyogyanya NU harus tetap tampil di garda terdepan menyelematkan bangsa dan negara dari segala bentuk kebodohan, ketidak-adilan, keserakahan dan serbuan racun-racun kehidupan yang mengancam moralitas bangsa.

NU kekinian mesti kembali menggelorakan semangat jihad untuk mengawal pemerintah dan umat bersama-sama menuju tujuan dan cita-cita kita sebagai bangsa, yaitu: melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Resolusi Jihad kekinian NU adalah ikut memberantas korupsi, memerangi narkoba dan pornografi. Jihad NU kekinian juga diharapakan ikut melindungi hutan, tambang dan kekayaan bahari kita dari tangan-tangan searakah para pengusaha hitam yang berlindung di balik kekuasaan, agar tidak timbul ketimpangan sosial dan kerusakan alam yang menimbulkan bencana yang menyengsarakan. Jihad NU kekinian juga perlu mengawal proses penegakkan hukum di negeri ini agar tajam ke bawah dan juga tajam ke atas, berdiri tegak lurus seimbang dalam neraca keadilan.

Akhirnya, sebagai organisasi Islam terbesar, NU juga diharapkan menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan umat. NU dengan ‘kebesarannya’ dan dengan kewibawaannya menjadi sangat layak dan patut untuk mempelopori, memfasilitasi dan mengajak semua fihak di internal umat Islam untuk mengembangkan persatuan dalam kerangka ukhuwah Islamiyah. Saling memahami dan menghargai segala perbedaan furu’iyah (hal-hal yang terkait perbedaan pandangan tata cara ibadah) dan bersama dalam hal-hal yang pokok, yaitu aqidah ahlus sunnah wal jamaah.

Bila ukhuwah Islamiyah ini terwujud, maka niscaya kerukunan dengan umat beragama lain akan dengan mudah diwujudkan dalam kerangka kesatuan dan persatuan bangsa. Selamat Hari Ulang Tahun NU, semoga tetap lurus dan istiqomah !

Fahmy Alaydroes
Anggota DPR RI Fraksi PKS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *