Klik Bogor – Wali Kota Bogor Bima Arya menjadi salah satu pembicara dalam Indonesia Future Fest yang digelar di FX Sudirman, Jakarta, 29-31 Maret 2019. Dihadapan para milenial, Bima Arya memaparkan sejumlah capaian yang dilakukannya pada periode pertama dan yang akan dilakukan pada periode kedua 2019-2024.
Di awal pemaparan, Bima Arya menyebut bahwa Kota Bogor ini unik, karena ditinggali sejumlah pesohor mulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga artis Syahrini. Ia juga memaparkan mengenai efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) agar tepat sasaran untuk kepentingan masyarakat.
“Di awal saya menjabat saya melakukan efisiensi APBD dengan menghapus biaya perjalanan dinas dalam kota, penghapusan belanja makan dan minum, penghapusan belanja pakaian dinas PNS dan penghapusan belanja kendaraan dinas. Hasilnya, belanja langsung meningkat dari Rp 1,14 triliun (2014) menjadi Rp 1,5 triliun (2018). Anggaran penanggulangan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan juga terus meningkat setiap tahunnya,” ungkap Bima.
Ia juga mengaku terus melakukan manuver perubahan dengan prinsip kolaborasi, inovasi serta akselerasi. Hasilnya, Kota Bogor terus bergerak ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, terutama dalam bidang pelayanan publik hingga ruang terbuka publik.
“Banyak yang masih belum selesai. Jujur, Bogor masih macet, iya. Pengen banget nanti di periode kedua ini, angkot akan hilang di pusat kota, diganti sama bus-bus kecil. Angkot tetap ada tapi hanya jadi feeder. Target ke depan juga akan berikan perhatian lebih di pinggiran kota, rumah tidak layak menjadi layak, kesehatannya dan lain-lain,” jelasnya.
Bima juga membeberkan angka Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat dari Rp 544 miliar (2014) menjadi Rp 913 miliar (2018). Kemiskinan menunjukan penurunan drastis dari 8,19 (2013) persen menjadi 5,93 persen (2018). Kasus perceraian juga menurun dari 1.400 (2016) menjadi 863 kasus (2018).
“Alhamdulillah ada pertumbuhan, tapi kadang saya suka merasa harusnya bisa lebih dari ini (angka-angka pertumbuhannya). Jadi, di periode kedua nanti kita akan semakin berlari,” katanya.
Dalam sesi tanya jawab, salah seorang mahasiswa Al-Azhar, Okta, bertanya mengenai cara membangun sifat kepemimpinan versi Bima Arya. “Bagaimana caranya kang Bima Arya membangun leadership yang awalnya diremehkan menjadi seorang yang terpandang di Bogor, bahkan di Indonesia?,” tanya Okta.
Bima menjawab, “Find your role model. Setiap orang punya punya idola. Idola saya ya orangtua saya, ayah saya. Saya dari SD kagum banget dengan tokoh pewayangan Bima. Karena sebelumnya saya tanya, kenapa nama saya Bima? Saya disuru baca tentang tokoh pewayangan. Nama adalah doa, dan menurut saya itu doa bapak saya. Jadi saya berusaha mendekati ke sosok tokoh pewayangan Bima itu,” terangnya.
Kemudian, lanjut Bima, kepemimpinan itu tidak hanya dibaca, tapi juga dialami. “Kalau orang punya cita-cita besar tapi ga pernah merasakan team work atau berorganisasi, ga mungkin itu bisa muncul sifat leadership,” jelasnya.
“Kalau saya lihat lamaran, ya nomor satu oke saya lihat sekolahnya di mana, nomor dua mungkin saya liat IPK-nya. Tapi kalau sekolahnya tidak terlalu oke, kemudian IPK nya juga biasa aja, saya masih harus cari satu lagi. Apa itu? CV (curriculum vitae). Orang ini udah pernah ngapain aja? Pernah jadi ketua senat ga? Pernah jadi ketua osis ga? Pernah aktif di komunitas ga? Buat saya itu jauh lebih penting dari pada IPK. IPK bisa mengantarkan mu kepada interview. Tapi yang mengantarkan kamu mendapatkan pekerjaan adalah CV kamu. Karena di CV itulah kamu akan terlihat berbeda dari yang lain, baik cara berpikir, maupun cara menyelesaikan persoalan,” tambah Bima.
Indonesia Future Fest 2019 ini merupakan salah satu acara festival terbesar di tahun 2019. Acara ini dalam menyambut Indonesia emas 2045. Mengingat banyaknya anak bangsa Indonesia yang memiliki talenta dan kreativitas tinggi, maka acara ini merupakan salah satu bentuk wadah yang bisa menampung kaum milenial yang ingin berkarya.