Klik Bandung – Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil menurut rencana akan meluncurkan Program One Pesantren One Product (OPOP), bertempat di Pondok Pesantren Al Ittifaq Kampung Ciburial Desa Alam Endah, Rancabali Kabupaten Bandung pada Rabu, 12 Desember 2018. Program ini merupakan salah satu program dari 17 program untuk mewujudkan Pesantren Juara.
One Pesantren One Product (OPOP) merupakan salah satu program 100 hari kerja Emil, panggilan akrab gubernur, dan Uu. Konsep itu tak jauh berbeda dengan program satu desa satu perusahaan yang ia janjikan saat kampanye. “Intinya sama memberdayakan dalam lingkungan keumatan Islam khususnya bagaimana pesantren ini bisa berdaya tanpa harus mengandalkan donasi dari orangtua siswa atau pemerintah,” kata Emil, di Bandung, Selasa (11/12/18).
Program OPOP ini bertujuan untuk mendorong pesantren di Jawa Barat lebih mandiri. Program ini sebagai upaya untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk program ekonomi keumatan. Tujuan besarnya, program ini yakni untuk pengembangan ekonomi keumatan dapat mengikis angka gini rasio serta menekan aktivitas urbanisasi.
“Gabungan ini ujungnya adalah baik pesantren atau desa akan mengurangi gini rasio dan ketimpangan desa dan kota yang masih ada. Nah diharapkan gagasan ini akan berbuah pada peningkatan kesejahteraan desa, mengurangi migrasi dan ketimpangan,” ucap Emil.
Dia katakan, dari jumlah 9000 persantren di Jabar, sebagai tahap awal akan dimulai pada 600 persantren. Pihaknya akan bekerjasama dengan Camat dalam menerapkan OPOP ini. Jawa Barat memiliki 627 kecamatan berdasarkan data BPS Jawa Barat tahun 2017 diharapkan camat harus menominasikan satu pesantren yang paling siap untuk ikut program ini.
Sedangkan, yang belum siap akan diedukasi. Pihaknya akan terus mendampingi setiap pesantren dalam menjalankan program ini. Produk yang dihasilkan pesantren harus memiliki pasar yang jelas. Adapun jenis produk yang akan dikembangkan oleh pesantren tersebut dari mulai pertanian hingga bidang otomotif.
“Untuk itu, nanti dibantu pemprov, pemprov ada tim KUKM, tugas pertamanya mencari pembeli dulu. Pemprov Jabar telah menjaring relasi dengan swasta yang bisa menampung produk dari pesantren. Akan ada partner dari pemprov yang akan menitipkan produk yang harus diproduksi,” jelasnya.
Setidaknya, dia berharap dalam lima tahun ke depan terjadi lonjakan dari segala sektor agar kian maju. Tak terkecuali pada ekonomi di setiap pesantren. Tugas Emil adalah membangun pondasi dan percontohan kepada masyarakat lewat program yang digagasnya.
Inspirasi program OPOP menurutnya, berasal dari Pesantren Nurul Iman di daerah Parung, Bogor. Di mana dengan mendirikan pabrik roti bisa membiayai para santrinya guna menuntut ilmu dengan gratis.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Dudi Sudrajat Abdurachim menambahkan, program OPOP akan dilaksanakan mulai 2019 dan pada 12 Desember 2018 ini akan di lauching oleh Gubernur Jawa Barat bersamaan dengan launching tersebut akan dilakukan pameran produk unggulan pesantren diantaranya dari PP Al Ittifaq Kabupaten Bandung, PP Ar Risalah Cijantung IV Kabupaten Ciamis, PP Darussalam, Kabupaten Tasikmalaya, PP Darul Ilmi Kota Cirebon, PP Miftahul Ulum Kabupaten Bandung, PP Darul Hidayah Kota Bandung, PP Al Quran Cijantung Kabupaten Ciamis, PP Al Amin Kabupaten Garut, PP Al Umanaa Kabupaten Sukabumi, PP Pangelaran 3 Kabupaten Subang.
“Tujuan program OPOP adalah membangun kemandirian pesantren melalui pemberdayaan ekonomi dengan cara membantu pesantren dalam memilih komoditi yang laku di pasar. Pemerintah akan memberikan pelatihan yang butuhkan dan pendampingan dalam manajemen produksi, pemasaran dan keuangan,” katanya.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan seleksi pesantren yang dianggap memenuhi persyaratan untuk berpartisipasi dalam program ini yakni pesantren yang memiliki visi dan niat untuk menjalankan usaha, memiliki SDM, memiliki lahan, ketersediaan bahan baku, potensi pasar dan lain-lain.
Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat akan melakukan survei tentang produk-produk yang memiliki potensi pasar yang bagus. Kemudian ditawarkan kepada pasantren untuk diproduksi. Selain pelatihan dan pendamping, tidak menutup kemungkinan Pemdaprov Jabar akan memberikan bantuan tambahan modal dan pameran bagi produk-produk pesantren.