Shadow

Bima ‘Endorse’ Dedie di CGM, David Rizar: Tak Elok dan Langgar Etika Politik

BOGOR – Aksi politik diduga terjadi saat kegiatan Bogor Street Festival (BSF) Cap Go Meh (CGM) 2023 di Jalan Suryakencana, Kecamatan Bogor Tengah, Minggu (5/2/2023).

Alasannya, Wali Kota Bogor Bima Arya secara tegas kepada ribuan warga saat memberikan sambutan dengan menyebutkan, jika Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, akan menggantikan dirinya sebagai Wali Kota Bogor periode mendatang.

Tidak hanya itu, Bima Arya pun mengajak warga Kota Bogor untuk mendoakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil agar maju di Pemilhan Presiden 2024.

“Hari ini saya didampingi soulmate saya Kang Dedi A Rachim, Insya Allah Wali Kota Bogor mendatang,” ucap Bima saat sambutan di pembukaan BSF CGM yang juga bisa dilihat di sejumlah video yang mengabadikannya.

Bahkan, Bima juga meminta restu kepada warga agar mendukung Dedie sebagai suksesornya.

“Diaminkan tidak?,” tanya Bima Arya kepada warga yang disambut jawaban “Aamiin”.

Endorse atau promosi yang dilakukan Bima, akhirnya menjadi perdebatan serta perbincangan di sejumlah kalangan.

“Harus pakai etika. Jadi, kalau acara itu momen budaya harusnya tidak dibumbui dengan pesan politik. Biarkan budaya itu berjalan sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ada,” ungkap Dosen Komunikasi Politik FISIB Universitas Pakuan (Unpak) Kota Bogor David Rizar Nugroho, kemarin

David menambahkan, jika sponsor politik, atribut politik, atau pesan politik sebaiknya dihindari saat acara BSF CGM kemarin. Jadi, ajang CGM ini murni menjadi ajang budaya yang bisa memersatukan semua elemen warga Kota Bogor.

Terlebih, masih kata Davud, sosok Bima Arya saat hadir si BSF CGM datang bukan sebagai politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN). Namun, datang sebagai Wali Kota Bogor.

“Idealnya begitu. Karena Bima Arya bukan datang sebagai tokoh atau perwakilan PAN. Dia bertindak sebagai kepala daerah di Kota Bogor,” tandasnya.

“Yang jadi masalah, Bima ini pejabat publik. Kalau misal saya yang seorang akademisi atau pengamat ngomong itu tak akan jadi masalah,” sambung David.

David menilai, bahwa yang dilakukan oleh Bima Arya ini tidak elok dilakukan sebab mencederai etika politik.

Dari sisi pandangannya,  hal tersebut justru merusak acara BSF CGM yang merupakan ajang budaya warga Kota Bogor.

“Tidak elok dan tidak etis apa yang disampaikan Bima Arya sebagai Wali Kota Bogor mengendorse wakilnya sebagai calon penerusnya,” tegasnya.

David menegaskan, apa yang dikatakan Bima Arya dinilai terlalu cepat, karena melihat masih terlalu dini untuk mengujarkan hal tersebut kepada khalayak ramai.

“Endorse atau ajakan itu ya bukan bumbu lagi, karena itu sudah jelas. Dimana Bima menggunakan momentum itu untuk mempersuasi orang.  Persoalan itu membentur aturan atau tidak, karena kampanye belum dimulai. Jadi yang disebut pelanggaran kampanye itu saat sudah masuk kampanye. Tapi, ini (kampanye) belum dimulai. Jadi lebih cocok disebut melanggar etika politik,” tekan David menutup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *