Shadow

Melalui Forkopimda Goes to School Secara Virtual, Pemkab Bogor Edukasi Pelajar Pentingnya Vaksinasi dan Ajak Pelajar Sadar Sejarah

CIBINONG-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor lakukan kegiatan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Goes To School untuk mengedukasi para siswa di Kabupaten Bogor agar turut serta melakukan vaksinasi Covid-19 dan ajak pelajar sadar sejarah secara virtual di Aula Nusantara Kantor Bakesbangpol Kabupaten Bogor, Kamis (9/9).

Perwakilan Tim Tenaga Kesehatan Polres Bogor, dr. Shaca mengatakan, perlu diketahui bahwa masa inkubasi awal tertular sampai timbul gejala awal rata-rata 5-6 hari namun dapat mencapai 14 hari. Orang yang terinfeksi dapat langsung menularkan sampai dengan 48 jam sebelum bergejala dan sampai dengan 14 hari setelah bergejala. Covid-19 ditularkan dari orang yang bergejala atau simptomatik ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 ?m. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat 1 meter dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan misalnya, batuk atau bersin sehingga droplet berisiko mengenai mukosa mulut dan hidung atau konjungtiva mata.

“Untuk gelaja bagi orang lanjut usia (Lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah diderita lama (komorbid) seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes, obesitas dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan 5 M dan vaksinasi,” tuturnya.

Shaca lebih lanjut menerangkan, vaksinasi sangat penting untuk dilakukan karena banyak manfaat dari vaksinasi ini yakni meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen virus, kuman, dengan cara memberikan antigen tersebut ke dalam tubuh, sehingga bila terpapar dengan antigen yang sama, sudah mempunyai zat kekebalan spesifik terhadap antibody. Tujuannya untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, masyarakat/populasi, bahkan dapat menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.

“Dengan vaksinasi kita bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok/herd immunity untuk melindungi kesehatan masyarakat. Menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi, serta melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh. Untuk itu mari kita vaksinasi untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, tidak perlu khawatir vaksin kita aman dan halal,” jelas Shaca

Selanjutnya Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bogor, Irfan Awaludin menyatakan, ada dua poin yakni Pelajar Sadar Sejarah. Perlu diketahui bahwa Bogor memiliki peradaban tertua di Nusantara, dibuktikan dengan berdirinya kerajaan pertama yang bernama kerajaan Tarumanegara atau Sunda.Kerajaan Bogor dilanjutkan dengan kerajaan Pakuan Pajajaran. Zaman VOC Bogor menjadi salah satu sentral pemerintahan dan pusat perkebunan (1687-1799). Zaman Revolusi zaman revolusi menjadi basis pertahanan (Peta dan Hizbullah) (Tahun 1940-1950). “Kejayaan Bogor wajib diteruskan,” terang Irfan.

Menurutnya, pelajar juga perlu mengetahui jaringan Ulama Hijaz dari Bogor antara lain, KH. Asy’ari / Mama Bakom (Wafat 1901), KH. Tubagus Muhammad Falak (1842-1972). Syeikh Mukhtar Athorid Al-Bughuri (1856-1930), Syeikh Ahyad Athorid Al-Bughuri (Wafat 1952), KH. Raden Ma’mun Nawawi (1912-1975) dan KH. Abdullah Bin Nuh (1905-1987). Dengan karakter ulama besar dari Ulama Bogor, tinggi dalam keilmuan, berjuang langsung untuk kemerdekaan bangsa. low profile atau tawadhu, memiliki banyak karya, dan kembali ke kampung halaman untuk membangun masyarakat.

“Pelajar Sadar Masa Kini, Kabupaten Bogor berpenduduk terbanyak sedunia, di luar Jawa setara provinsi, bahkan di luar negeri setara negara. Kabupaten Bogor punya sejuta potensi untuk maju, dari potensi agraris, UMKM, wisata, industri. Secara georafis Kabupaten Bogor bertetangga dengan ibu kota. Orang-orang Bogor dikenal luhur budi pekertinya, menjunjung tinggi nilai moral dan agama,” ungkapnya.

Ia mengajak pelajar Kabupaten Bogor, untuk menerapkan prinsip nenek moyang Jaga rang hees tamba tunduh, nginum tuak tamba hanaang, nyatu tamba ponyo, ulah urang kajongjonan. Artinya hendaknya kita ingat, tidur sekedar penghilang kantuk, minum tuak sekedar pelepas haus, makan sekedar penghilang lapar, jangan kita berlebihan.

“Bayu pinaka, sabda pinaka rama, hedap pinaka resei, artinya agar kita berusaha memiliki wibawa seorang raja, ucapan seorang pemimpin, dan tekad seorang ulama,” tukasnya. (Peg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *