Shadow

Inpres Pendidikan Vokasi Belum Maksimal dilaksanakan

BOGORONLINE.COM, Jakarta – Anggota Komisi X DPR RI, Fahmy Alaydroes mempertanyakan kinerja pemerintah dalam pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Menurut Fahmy, empat tahun sudah Inpres tersebut tetapi pendidikan Vokasi di Indonesia masih seperti jalan di tempat.

“Kita tahu pendidikan vokasi ujungnya adalah dalam rangka menciptakan lapangan kerja, dan itu adalah solusi yang paling mendasar dalam upaya pertumbuhan ekonomi,” demikian diungkapkan Fahmy dalam kesempatan RDPU Panja Vokasi Komisi X DPR-RI dengan dunia Industri yg dihadiri oleh pimpinan/CEO dari Astra, Adaro, Sahid Group, Bukalapak, RS Siloam, 8 Villages, Jurnalis Kompas, Rabu 5/2/2020.

Menurut Fahmy, saat ini pendidikan vokasi di Indonesia masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Berbagai kendala menjadi alasan, antara lain pemerataan jumlah dan kualitas sarana pendidikan SMK, tenaga pengajar,dan sarana prasarana. Ironisnya, masalah ini sudah disadari sejak 5 tahun belakangan ini sehingga dikeluarkannya Inpres tersebut. “Inpres 9 tahun 2016 ini sebenarnya memberikan solusi atas masalah-masalah tersebut,” katanya.

Fahmy juga menyebut gagasan-gagasan yang disampaikan oleh dunia industri juga sudah sangat baik untuk menjawab tantangan pendidikan vokasi ke depan. Karena itu, persoalan ini sebenarnya tidak lagi memerlukan pendalaman. “Kita harus mendorong Kementerian Pendidikan sebagai leading sektor untuk melaksanakan semua program yang termuat dari Inpres tersebut, meningkatkan kerjasama dengan Kementerian terkait dan juga sektor industri,” tandasnya (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *