KLIK.COM- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus berupaya memberikan pemahaman mendasar tentang ancaman radikalisme dan terorisme, terutama di kalangan mahasiswa baru.
Sosialisasi nilai-nilai kebangsaan ini menjadi upaya untuk mencegah dan deteksi dini bahaya radikalisme dan terorisme yang mengancam NKRI. Sebab, jiwa kebangsaan dan nasionalisme yang mengakar kuat di dalam kehidupan masyarakat akan menjadi fondasi kuat untuk menangkal infiltrasi radikalisme dan intoleransi.
Demikian disampaikan Sekretaris Utama (Sestama) BNPT Marsda Adang Supriyadi saat memberikan Kuliah Umum kepada Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya dengan tema “Wawasan Kebangsaan Tanggap Terhadap Radikalisme dan Terorisme”, di Malang, Jawa Timur, Minggu (20/10/2019).
Acara yang bertempat di Aula UB Sport Center tersebut dihadiri kurang lebih 800 mahasiswa baru sebagai bagian dari rangkaian akhir dalam masa pengenalan kampus yang diberikan oleh panitia.
Sebelum kuliah umum dimulai, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Bambang Supriyono dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah umum ini menjadi puncak rangkaian kegiatan bagi mahasiswa baru dalam mengenal lingkungan kampus.
Ia pun berharap ke depan mahasiswa agar memiliki sense of crisis dan naluri kebangsaan, serta turut berperan dalam pencegahan dan penanggulangan radikalisme.
“Paham radikalisme makin meresahkan masyarakat dengan mengincar generasi muda dan terdidik, termasuk mahasiswa. Mudahnya arus komunikasi melalui sosial media pada era globalisasi ini membuat masyarakat mudah terpengaruh,” ujar Bambang Supriyono.
Sementara itu, dalam kuliah umumnya, Adang Supriyadi memberikan pemahaman mengenai definisi radikalisme dan terorisme, serta pengenalan akan asal muasal kemerdekaan bangsa Indonesia agar peserta menghargai perjuangan pahlawan selama ratusan tahun sehingga tidak dirusak oleh generasi yang intoleran, anti-NKRI, dan Pancasila.
Lebih jauh para peserta juga diajak untuk mengenal indikasi-indikasi individu maupun kelompok yang rentan terpapar radikalisme. Melalui studi kasus dan contoh-contoh nyata dampak radikalisme dan terorisme, para peserta diharapkan dapat tergugah untuk langsung tanggap mengambil langkah mengantisipasinya.
Adang Supriyadi menambahkan, tidak semua radikalisme itu selalu negatif, namun diharapkan generasi muda memiliki pemahaman radikali yang positif.