Klik Sulawesi Tengah – Penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada semua jenjang pendidikan di Sulawesi Tengah (Sulteng) berjalan relatif baik dan lancar. Meskipun terdampak bencana alam gempa dan tsunami pada tanggal 28 September 2018 lalu, Pemerintah Provinsi Sulteng mampu menyelenggarakan 100 persen UNBK pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/sederajat. Namun, pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat, penyelenggaraan UNBK baru mencapai 56 persen dari total 1.127 SMP di Sulteng.
Pelaksanaan UNBK jenjang SMP/sederajat yang paling terkendala berada di Kabupaten Sigi. Hal itu dikarenakan belum pulihnya infrastruktur pendidikan pascabencana enam bulan lalu. Masih banyak sekolah yang rusak berat. Berdasarkan data dari Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana per 29 Oktober 2018, terdapat 398 sekolah terdampak bencana yang rusak ringan hingga berat di Kabupaten Sigi.
Kepala Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sulteng, Muhammad Askari, menyampaikan, masih banyak bangunan sekolah yang rata dengan tanah pascabencana di Kabupaten Sigi. Selain itu, katanya, akses menuju lokasi sekolah pun cukup sulit karena belum pulih 100 persen.
“Kami telah berupaya maksimal dalam penyelenggaraan UNBK 2019 ini,” ujar Askari, usai pembukaan Pekan Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng, di Kantor LPMP Sulteng, Kota Palu, Kamis (25/4/2019).
Diungkapkan Askari, para pemangku kepentingan bidang pendidikan di Sulteng bahu membahu menyukseskan penyelenggaraan UNBK. “Tak hanya kerja sama Pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat saja, tetapi juga melibatkan Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Telkom Indonesia, dan lainnya,” tuturnya.
Guru SMA Negeri 1 Tinambo Selatan, Kabupaten Parigi Mautong, Ridwan, mengatakan, tidak ada kendala jaringan internet dalam pelaksanaan UNBK di sekolahnya. “Namun, ada kendala mati listrik satu hari penuh sehingga peserta UNBK di sekolahnya harus mengikuti UNBK susulan,” ujarnya.
Dijelaskan Ridwan, pelaksanaan UNBK di SMA Negeri 1 Tinambo Selatan, masih ada kendala ketersediaan perangkat komputer. Untuk mengatasi hal itu, sekolah bekerja sama dengan komite sekolah meminta orang tua siswa agar bersedia meminjamkan laptop. Dengan demikian, sebanyak 179 siswa di sekolah tersebut, dapat mengikuti UNBK dengan lancar. “Alhamdulillah, pelaksanaan (UNBK) pun lancar meskipun (sekolah) ada di desa,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulteng Irwan Lahace menambahkan, penyelenggaraan UNBK tidak hanya dilakukan di sekolah saja tetapi siswa yang berada di lembaga permasyarakatan diberikan hak yang sama. “Sejak 2016 kita (Provinsi Sulteng) sudah melaksanakan UNBK 100 persen untuk jenjang SMA dan SMK,” tuturnya.