Klik Papua – Jembatan itu melengkung gagah dengan warna merah mencolok. Tak sekadar sebagai penghubung, keindahannya layak diabadikan dalam swafoto.
Kalau tak ada aral, Indonesia akan memiliki sebuah ikon baru. Sebuah jembatan yang membentang di atas teluk Youtefa, Papua, sepanjang 732 meter. Digarap sejak tahun 2015, kini pengerjaannya hampir rampung.
Rencananya, jembatan dengan investasi Rp 1,7 triliun ini bakal diresmikan Maret mendatang. Saat melihat langsung pengerjaan bangunan monumental ini pada pekan kedua Februari lalu, tampak sejumlah pekerja sibuk memberesi pernak-pernik seperti lampu dan cat. “Kalau cuaca cerah, kami bisa bekerja hingga malam,” ujar Duduh, bagian art lighting jembatan, Rabu (13/2/2019) lalu.
Hari itu, hampir sehari penuh kami berada di lokasi jembatan yang akan menjadi ikon baru Papua ini. “Rencana akhir bulan akan dilakukan pengaspalan,” ujar Project Manager Jembatan Holtekamp Rizki Dianugrah.
Dari jauh, warna merah jembatan sangat mencolok. Tak heran masyarakat setempat menjulukinya jembatan merah.
Berada di atas jembatan, warna hijau mendominasi bentang alam. Deburan ombak pantai jernih terdengar dari atas jembatan. Kampung apung nelayan menghiasi salah satu sudut pemandangan dari atas jembatan itu. “Kalau yang senang selfie, lokasi ini sangat pas,” ucap Rizki.
Menurut Rizki, masyarakat yang melewati jembatan bisa singgah di pantai Hamadi yang ada di dekat jembatan. Di sisi lain jembatan ada pantai Holtekamp yang menawarkan keindahan luar biasa. Jembatan ini juga diharapkan menghidupkan perekonomian daerah sekitarnya.
Keberadaan jembatan Holtekamp sangat dinanti masyarakat Jayapura yang berbatasan dengan Papua Nugini. Waktu tempuh dari Jayapura ke Skouw pos perbatasan antar negara yang ada di distrik Muara Tami, bisa terpangkas separohnya tinggal sejam duapuluh menit.
Pos perbatasan selama ini dikenal menjadi tempat transaksi antara warga Papua Nugini dan Indonesia. Pemerintah Indonesia juga telah membangun pasar. Warga Papua Nugini sering belanja barang-barang produk Indonesia seperti minuman kemasan dan makanan ringan. “Hari pasarnya Senin dan Kamis,” ujar Ebis, pedagang kelontong yang sudah empat tahun membuka usaha di pasar itu.
Irfan Hidayat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan, selain jembatan mereka juga membuat jalan baru hampir sepuluh kilometer. Jalan ini langsung tembus ke jalan nasional yang sudah ada.