Klik Singkawang – Acara puncak perayaan Cap Go Meh 2019 di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Selasa (19/2/2019) berlangsung meriah. Panitia mengklaim lebih dari 70.000 wisatawan yang datang dari berbagai tempat, hadir untuk menyaksikan salah satu event andalan dalam 100 Calender of Events Wonderful Indonesia 2019 itu.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang didaulat membuka Festival Cap Go Meh 2019 di Singkawang, berharap, festival ini bisa memberikan dampak dari sisi nilai kreatif dan nilai komersial.
“Dari sisi ‘commercial value’ kedatangan banyak wisatawan akan memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat,” katanya.
Tercatat, demikian keterangan Kementerian Pariwisata, Festival Cap Go Meh tahun ini dihadiri sekitar 76.964 wisatawan baik dari wilayah domestik maupun mancanegara. Jumlah itu meningkat dari 2018 yang hanya sekitar 70.000 wisatawan. Sebagian besar wisman yang berkunjung berasal dari Taiwan, Singapura, Australia, Malaysia, Hongkong, Macau, Thailand, dan Filipina.
Puluhan ribu wisatawan dengan dominasi pakaisn berwarna merah menyesaki jalan Diponegoro, Kota Singkawang. Mereka, antusias menikmati arak-arakan 12 replika naga berukuran 20 meter dan 1.060 tatung dalam rangkaian acara puncak Cap Go Meh 2019.
Menpar juga berharap dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Singkawang, unsur Atraksi, Amenitas dan Aksestabilitas (3A) sebagai prasyarat pariwisata maju semakin memadai di Kota Singkawang.
Dari sisi atraksi, lanjut Menpar Arief, Festival Cap Go Meh bisa menjadi daya tarik utama kelas dunia bagi wisatawan. Namun, kata dia, untuk mencapai destinasi internasional harus terlebih dahulu melalui proses kurasi secara profesional dari para koreografer, disainer, dan musisi berstandar nasional.
Sementara terkait akses, Menpar menekankan pentingnya untuk memberikan kemudahan dan alternatif akses perjalanan menuju destinasi wisata. Umumnya wisatawan akan mempertimbangkan akses jalan jika jarak tempuhnya lebih dari 3 jam perjalanan darat. Sementara jarak tempuh menuju Kota Singkawang dari Pontianak sendiri sejauh 150 km.
“Pilihannya ada 2, membangun jalan tol atau membangun bandara. Untuk jalan tol dipastikan pembangunannya akan mahal dan perlu waktu lama. Tetapi bila membangun bandara itu lebih cepat dengan perkiraan biaya sekitar Rp1,3 triliun. Ada kabar baik kemarin, Senin, Menteri Perhubungan Budi Karya sudah melakukan ground breaking pembangunan bandara di Singkawang,” kata Menpar.
Sementara dari sisi amenitas atau akomodasi, Menpar menyarankan agar Kota Singkawang segera merencanakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Pembangunan KEK memang tidak mudah karena memerlukan “feasibility study” yang matang dan lahan yang relatif luas.
“Lahan untuk KEK minimal perlu 300 hektare, tapi KEK ini akan didukung penuh jika sudah ditetapkan, ini juga agar tingkat pengembalian investasi dari bandara yang akan dibangun bisa dimaksimalkan dari KEK tersebut,” ujarnya.
Pasti ke Singkawang
Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie dalam sambutan pembukaan menyampaikan, Festival Cap Go Meh sudah ditetapkan menjadi event skala nasional yang sudah dikenal wisatawan mancanegara (wisman) sehingga keberlangsungannya harus dipertahankan.
“Apalagi pada 2018 Singkawang mendapatkan predikat Kota Toleran se-Indonesia. Ini modal utama sebagai kota pariwisata dan modal bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Singkawang,” kata Tjhai Chui Mie yang gencar mempromosikan motto “Pasti ke Singkawang” sebagai daya pikat wisata Kota Singkawang.
Kota Singkawang, lanjut Tjhai Chui Mie, merupakan kota yang multietnis dan dapat dikatakan sebagai cerminan dari Indonesia yang plural, berbeda-beda tetapi tetap satu.
“Pluralisme dan multietnis menjadi daya tarik Kota Singkawang, ini tidak menjadikan kami terpecah-pecah. Ini justru sesuatu yang membuat Kota Singkawang berbeda dan unik,” katanya.