Shadow

Menhub Lakukan Dialog Terbuka Bersama Ojek Online (Ojol)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) bersiap mengendarai sepeda motor saat mengikuti kampanye “safety riding”, di stasiun Depok Baru, Jawa Barat, Sabtu (5/1/19). Menteri Perhubungan menghadiri acara Safety Riding ojek online bertema “Sayangi Nyawa, Kurangi Kecepatan” yang diselenggarkan pengedara ojek online di Kota Depok. (ANTARA FOTO/ Kahfie kamaru)

Klik Tangerang Selatan – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono, Minggu (17/2/2019), melakukan dialog bersama pengemudi ojek online (ojol) dengan tema “Ngobrol Ojol Bareng Menhub”, di Tangerang Selatan, Banten.

Pada kesempatan ini Menhub menyampaikan bahwa perlu untuk segera dibuat aturan mengenai ojek online. Ia menyebutkan bahwa saat ini pihaknya telah menyiapkan aturan tersebut. Bila tidak ada aral melintang, maka bulan Maret 2019 atau bulan depan aturan ini sudah dapat diterbitkan.

“Kita perkirakan untuk aturan ini akhir Maret, karena kira-kira minggu ke dua atau ketiga Maret baru selesai dari Kemenkumham. Yang akan diatur adalah masalah tarif, perlindungan kepada konsumen, serta yang komprehensif itu adalah masalah keselamatan. Bahwa keselamatan harus diutamakan kita tuangkan dalam peraturan itu agar para pengemudi ini terlindungi,” sebut Menhub.

Menhub mengatakan Kementerian Perhubungan telah menyiapkan aturan ini karena ojol adalah angkutan yang sangat dibutuhkan masyarakat, banyak hal positif yang didapat dari keberadaan ojek online ini. Karena itu, Menhub meminta agar pengemudi ojol semua menaati aturan yang ada.

“Ojol sangat dibutuhkan masyarakat. Bahkan Presiden Jokowi mengatakan ini adalah profesi yang mulia. Ojol ini memberikan service yang luar biasa, ini juga memberikan penghasilan bagi masyarakat banyak,” tuturnya.

“Tetapi sebagai profesi, mereka ini ada risikonya. Dalam transportasi, yang namanya profesi, keselamatan itu harus dilindungi, karenanya kita katakan lakukan profesi ojol dengan berkeselamatan, tadi kita sosialisasikan. Saya harapkan makin hari, ojol ini makin kompak tapi taat aturan, seperti harus pakai helm, tidak boleh mengebut, jangan menggerombol, dan jangan kasar-kasar di jalan,” pesan Menhub.

Saat ditanya mengenai nantinya berapa tarif yang akan diatur, Menhub menjawab bahwa ia tidak akan memaksakan berapa angkanya. Pastinya ia menjanjikan tarifnya itu akan berada pada kisaran yang pantas.

“Mengenai tarif memang ada risiko, tetapi harus juga dilihat pasarnya. Saya tidak memaksakan angkanya nanti akan berapa, tetapi akan dalam harga yang pantas. Jika dikatakan Rp2.400 atau Rp2.500 menurut saya cukup, karena taksi itu Rp3.200 tarif batas bawahnya. Kalau tarif batas bawah ojol Rp5.000 bisa-bisa tidak laku nanti,” ucapnya.

Sementara itu, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengatakan dialog dan sosialisasi keselamatan yang dilakukan dalam kegiatan ini sangat dirasakan manfaatnya bukan hanya untuk pengemudi ojol, tetapi juga masyarakat. Ia juga mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya akan ada di tingkat pusat, namun juga akan ke daerah-daerah.

“Sosialisasi safety riding ini tidak hanya untuk ojol saja, tetapi juga untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat memahami risiko apa yang dilakukan. Edukasi tidak cukup hanya dari satu sisi, tetapi harus dari dua sisi. Sosialisasi safety riding ini akan kita lalukan tidak hanya di tingkat pusat tetapi juga hingga ke daerah-daerah, sampai kecamatan dan kelurahan,” pungkas Airin.

Kegiatan “Ngobrol Ojol Bareng Menhub” dihadiri lebih kurang 200 pengemudi ojol yang berasal dari sekitar Tangerang Selatan dan Tangerang. Pada acara ini Menhub juga membagi-bagikan helm kepada pengemudi ojol sebagai bagian dari sosialisi keselamatan berkendara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *