Klik Jakarta – Indonesia semakin memposisikan diri sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan terus berupaya memaksimalkan potensi di sektor industri dan perdagangan. Upaya ini didorong melalui kemitraan dengan Deutsche Messe AG pada perhelatan pameran dagang terkemuka di dunia untuk teknologi industri Hannover Messe di tahun 2020. Indonesia akan menjadi Negara Mitra Resmi (Official Country Partner) di Hannover Messe 2020.
“Menjadi Negara Mitra Hannover Messe 2020 adalah salah satu upaya kami untuk memperkenalkan roadmapMaking Indonesia 4.0 ke seluruh dunia serta mendorong investasi untuk meningkatkan kemampuan manufaktur dan pengembangan infrastruktur digital,” papar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika menyaksikan penandatanganan Kontrak”Indonesia Official Partner Country at Hannover Messe 2020″ yang dilakukan oleh Plt Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kemenperin Ngakan Timur Antara dan CEO Deutsche Messe AG Jochen Köckler di Jakarta, Kamis (1/11).
Partisipasi Indonesia sebagai Official Partner Country Hannover Messe 2018 juga memperkuatnational branding untuk meningkatkan investasi asing dan mendorong kerja sama di sektor industri. “Hannover Messe akan menjadi showcase untuk menunjukkan kekuatan industri Indonesia kepada komunitas manufaktur global,” ujar Airlangga. Saat ini, sektor manufaktur berkontribusi hampir 20% terhadap PDB nasional.
Status sebagai negara mitra juga diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Indonesia dengan Jerman. Airlangga mengatakan, kolaborasi antara Indonesia dan Jerman yang semakin menguat sejak pemerintahan Presiden BJ. Habibie dapat ditingkatkan ke level selanjutnya untuk peningkatan investasi dan kerja sama strategis.
Jerman dan Indonesia telah mempertahankan hubungan ekonomi selama bertahun-tahun. Nilai perdagangan total antara kedua negara mencapai lebih dari USD 6,2 miliar pada tahun 2017 dan Investasi Langsung Jerman mencapai USD 289 juta pada tahun yang sama. Saat ini, ada lebih dari 250 perusahaan multinasional Jerman yang beroperasi di Indonesia. Proyek investasi Jerman di Indonesia masih didominasi oleh sektor industri logam dan mesin, industri kimia dan farmasi, transportasi, penyimpanan, dan industri komunikasi.
Menteri Bidang Ekonomi dan Energi Federasi Jerman Peter Altmaier yang menyaksikan penandatanganan bersama Menperin menyampaikan, perlu penguatan kerja sama internasional dalam menghadapi gelombang besar inovasi serta perubahan struktur pekerjaan sebagai dampak era Industry 4.0. “Kami melihat Indonesia adalah partner yang terpercaya untuk hal ini,” ungkapnya. Altmaier juga menyampaikan bahwa Indonesia dipandang oleh Jerman sebagai negara dengan demokrasi yang stabil serta memiliki basis industri yang kuat.
CEO Deutsche Messe AG Jochen Köckler mengatakan, untuk menjadi negara mitra Hannover Messe kriterianya tidak hanya mampu menarik perhatian pengunjung dan media, tetapi juga memiliki peran di tingkat politik tertinggi. Indonesia akan menjadi Negara Mitra Resmi, mengikuti jejak Meksiko, Polandia, Amerika Serikat, India dan Belanda. “Indonesia adalah negara yang menarik dari sisi manufaktur dan energi yang bisa menggunakan peluangnya sebagai negara mitra dan menampilkan diri sebagai lokasi investasi yang dapat diandalkan dan kooperatif,” ujar Köckler.
Hannover Messe berlangsung di Jerman dan menghadirkan lebih dari 6.500 peserta dari pelaku industri terkemuka di seluruh dunia yang berasal dari sekitar 73 negara. Setiap tahunnya, pameran ini dikunjungi oleh lebih dari 225.000 pengunjung dari sekitar 91 negara dan menghasilkan sekitar 5,6 juta kontak bisnis. Sebagai negara partner resmi, Indonesia akan menempati Central Pavilion seluas 1.300 m2 dan beberapa Paviliun Satelit yang bersifat tematik. (Les)