Klik Megamendung – Guna meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia pengurus dan relawan dalam penanganan pengaduan korban tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bogor menggelar pelatihan internal kepada para pengurus dan relawan bertempat di Aula Hotel Accram, Jalan Raya Puncak, Kecamatan Megamendung, Senin (22/10).
Dalam sambutannya, Ketua P2TP2A Kabupaten Bogor, Euis Hidayat, mengatakan pelatihan kali ini bersifat internal. “Pelatihan ini merupakan kegiatan internal P2TP2A Kabupaten Bogor di tahun 2018, yang diharapkan outputnya bisa merupakan bekal tambahan bagi para peserta dalam menyongsong kepengurusan di tahun – tahun mendatang,” ujarnya.
Euis menambahkan, P2TP2A Wanoja Mitandang Kabupaten Bogor yang sudah beraktivitas selama kurang lebih 10 tahun sudah memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menapaki tahapan – tahapan perkembangan yang cukup panjang di tahun 2017 dengan mendapatkan penghargaan sebagai P2TP2A kategori maju dan kategori P2TP2A koordinatif. “Tentunya apa yang telah kita capai semua berkat kebersamaan, kekompakan, dedikasi, loyalitas, profesionalisme serta kerelawanan yang sudah sejak awal kita rintis yang merupakan etos kerja kita,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan perlindungaan anak. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bogor, Chaerudin Felani, yang memberikan arahan sekaligus membuka pelatihan P2TP2A menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat penting untuk membekali pengurus P2TP2A agar mempunyai kapasitas dan kemampuan dalam menangani persoalan perempuan dan anak di Kabupaten Bogor .
“Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, juga menunjukkan pemerintah daerah mempunyai perhatian yang besar terhadap persoalan perempuan dan anak di Kabupaten Bogor. Dan memang, persoalan perempuan dan anak, terutama sekali yang mengalami korban kekerasan, membutuhkan perhatian kita bersama. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengatasinya,” pungkas Chaerudin.
Ia juga menambahkan, kegiatan yang sangat baik ini jangan sampai putus karena anggaran yang minim. “Kita harus terus maju untuk kepentingan perempuan dan anak walaupun dengan anggaran yang minim, mari kita bergandengan tangan untuk mencegah kekerasan pada perempuan dan anak, karena melakukan pencegahan itu hal yang paling utama,” sambungnya.
Kegiatan pelatihan kali ini berlangsung selama dua hari mulai dari tanggal 22 – 23 Oktober 2018 dengan menghadirkan narasumber yang akan menyampaikan materi pelatihan yang terdiri dari etos kerja keikhlasan, manajemen kasus dalam perlindungan perempuan dan anak, tugas dan wewenang Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Psychological First Aid (PFA), SOP P2TP2A “Wanoja Mitandang” serta mekanisme pendampingan korban di kepolisian. (Les)