Shadow

Kang Dechan : Pemilu Proposional Tertutup Khianati Amanat Reformasi 

 

 

Bogor-Ketua DPC Partai Demokrat kabupaten Bogor Dede Candra Sasmita menolak tegas wacana penerapan sistem proporsional tertutup pada Pemilihan  Umum atau Legislatif (Pileg) Tahun 2024 mendatang.
Menurut Dede Candra Sasmita, tindakan tersebut adalah bentuk pengkhianatan bagi demokrasi, yang telah diperjuangkan aktivis mahasiswa pada Tahun 1998 lalu atau masa Reformasi.
“Menurut saya sistem Pileg Proporsional Terbuka adalah kemajuan esensial dalam demokrasi kita. Kerugian konstitusional yang dikeluhkan justru lebih besar apabila diterapkan sistem Pileg Proporsional Tertutup,” tegas Dede Candra sasmita, kepada awak media, Sabtu (31/12/22).
Kang Dhecan sapaan akrabnya menjelaskan, sebagai seorang calon legislatif (Caleg), tentunya akan merasa hak konstitusionalnya dilaksanakan secara penuh ketika bisa mengkampanyekan dirinya sebagai individual wakil rakyat.
Sedangkan bagi para pemilih, akan lebih puas ketika dirinya mencoblos orang yang memang diinginkannya untuk menjadi wakilnya di parlemen, baik DPRD Tingkat II, Tingkat I dan DPR RI.
“Kompetisi antar Caleg itu bagus untuk memperkuat sistem merit dalam perekrutan anggota legislatif. Siapa yang punya rekam jejak, pemikiran dan kerja yang bagus, Insya Allah akan dipilih rakyat,” jelas Kang Dechan.
Ia pun meyakini betul bahwa sistem Pileg Proporsional Terbuka sudah sesuai dengan keinginan pembentuk undang-undang dan tidak memiliki kelemahan konstitusional.
Ia pun meyakini, bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) akan konsisten mempertahankan keyakinan yang sama ketika memutus gugatan pemohon yang ingin mengembalikan Pileg Proposional Tertutup.
“Saya meyakini jika MK mengabulkan pelaksanaan Pemilu dengan Proporsional Tertutup, masyarakat akan menilai hal ini merupakan kemunduran demokrasi di Indonesia dan rezim saat ini akan dinilai gagal dalam menjaga amanat Reformasi 98. Usulan Pileg Proposional Tertutup saya anggap langkah bodoh, karena hanya akan membuat citra di akhir jabatan kepala negara menjadi buruk,” ucapnya.
Kang Dechan mengajak kepada seluruh Rakyat Indonesia untuk menjadikan hal ini sebagai momentum rakyat agar semakin cerdas menggunakan hak pilihnya, bahwa memilih calon legislatif jangan hanya berdasarkan uang yang di bagikan saat serangan fajar, menurutnya hal seperti ini benar-benar perbuatan bodoh  dan bakal menyesalnya selama lima tahun kedepan.
“Saya mengajak kepada semua rekan aktivis, para penggiat demokrasi, dan semua elemen bangsa untuk tetap konsisten menempatkan kedaulatan ditangan rakyat, semoga  MK tidak mengabulkan gugagatan ini, dan tetap menggunakan Pileg Proporsional Terbuka, agar masyarakat bena-benar memilih legislator yang diinginkannya,” tukas Kang Dechan. (Rocky)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *