KlikJakarta – Indonesia dan Negara Teluk adalah mitra strategis dalam perdamaian dan kemakmuran. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi saat menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Gulf Cooperation Council of the Arab States (GCC) Abdul Latif bin Rashid Al-Zayani di Jakarta, Rabu (28/8/2019)
Dalam pertemuan ini, Indonesia dan Dewan Kerja Sama Negara-negara Arab Teluk (GCC) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Mekanisme Konsultasi antara Pemerintah RI dan Sekretariat GCC.
Penandatangan MoU yang juga disaksikan oleh 6 Duta Besar Negara Teluk menjadi salah satu agenda utama kunjungan kerja Sekretaris Jenderal GCC di Jakarta pada 27-30 Agustus 2019.
“Penandatangan kesepakatan pembentukan mekanisme konsultasi Indonesia dan negara-negara Teluk tandai era baru kemitraan Indonesia dan Negara Teluk,” tutur Menlu RI.
Konsultasi Tahunan Tingkat Tinggi antara Indonesia dan Negara Teluk merupakan forum tahunan dialog strategis antara Indonesia dan Negara Teluk. Mekanisme ini sebagai implementasi komitmen serta untuk memperkokoh kemitraan Indonesia dan Negara Teluk yang disepakati tahun 2015.
Forum ini akan menjadi wadah konsultasi Indonesia dan negara Teluk untuk membahas secara regular berbagai perkembangan kerja sama ekonomi dan juga membahas perkembangan stabilitas dan keamanan di Kawasan.
“Stabilitas dan keamanan kawasan Teluk dan Timur Tengah adalah bagian dari kepentingan nasional Indonesia,” ujar Menlu RI.
Kemitraan Indonesia dan Negara Teluk memang terus berkembang. Dalam 2 tahun terakhir, misalnya, terjadi peningkatan perdagangan Indonesia dan negara teluk sebesar 40% dari USD8,68 miliar pada 2016 menjadi USD12,15 miliar pada 2018.
Di saat yang sama, total investasi negara Teluk di Indonesia meningkat 26% dari USD60,3 juta pada 2016 menjadi USD76,1 juta pada 2018.
“Meskipun terjadi peningkatan kerja sama ekonomi, masih terdapat ruang yang besar untuk meningkatkan kerja sama Indonesia dan Negara Teluk untuk kesejahteraan rakyat kedua negara,” sebut Menlu RI.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu RI membahas kemungkinan pembentukan pengaturan kerangka kemitraan ekonomi Indonesia-GCC, termasuk menjajagi kemungkinan FTA dengan GCC. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan akses perdagangan, penurunan hambatan kerja sama ekonomi, dan pada akhirnya dapat mendorong peningkatan investasi langsung negara-negara Teluk di Indonesia.
“Fokus Indonesia dan Negara Teluk adalah memperkuat kerja sama ekonomi yang langsung berdampak bagi kesejahteraan rakyat,” tegas Menlu RI.
Delegasi Sekretariat GCC juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan BKPM dan Kementerian Perdagangan pada Kamis (29/8/2019), untuk membahas sejumlah rencana aktivitas kerja sama yang untuk disepakati dalam sebuah Joint Plan of Action (JPoA) antara Indonesia dan GCC.
JPoA tersebut akan melengkapi MoU yang telah ditandatangani dengan aspek-aspek kerja sama konkret yang diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia dan negara-negara GCC. (kln)