Shadow

Sosialisasi Pemilu 2019 KPU Kabupaten Bogor Bersama Kelompok Wartawan

Klik Bogor – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor Telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Bogor sebanyak 3.502.695 pemilih. Jumlah DPT bertambah 35.092 pemilih dari DPT sebelumnya. Selain bertambahnya jumlah DPT, KPU juga menambahkan 25 TPS menjadi 15.000 TPS. Data terbaru tersebut berdasarkan DPTHP3 yang dirilis pada 02 April 2019.

Komisioner KPU Kabupaten Bogor, Heri Setiawan mengatakan, jumlah DPT Kabupaten Bogor menjadi yang terbesar untuk tingkat Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia. Karena itu hal ini pastinya akan berpengaruh terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilu, terutama pada saat pencoblosan dan perhitungan suara.

“Perkiraan kami membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan, Pengalaman di Pilgub tahun lalu di Kecamatan Gunung Putri memerlukan waktu hingga 15 hari,” ujarnya, disela acara sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu 2019 Untuk Jurnalis Kabupaten Bogor.

penambahan jumlah DPT yang mencapai 35.092 antara lain disebabkan data pemilih yang sebelumnya dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) berkurang hingga lebih dari separuh data TMS sebelumnya, yakni menjadi 6.044 pemlih TMS dari sebelumnya 11.752 pemilih TMS. Terangnya kepada Jurnalis (8/4/19)

Selain itu, data pemilih tambahan juga bertambah secara signifikan yakni 14.628 pemilih dari luar yang akan menggunakan hak suaranya di Kabupaten Bogor. sedangkan warga Bogor yang memilih di daerah lain hanya 6.310 orang. “Bulan ini sampai Juni ada ratusan calon hakim dari berbagai daerah yang sedang mengikuti Diklat. Jadi kami akan fasilitasi mereka untuk menggunakan hak pilih.

Heri juga menambahkan KPU juga akan memfasilitasi pemilih disabilitas yang jumlahnya mencapai 1.993 orang, terdiri dari Tuna Daksa 526, Tuna Netra 383, Tuna Rungu 361, Tuna Grahita 154, disabilitas lainnya 569 orang.

Terpisah Ketua kelompok kerja wartawan (Pokwan) DPRD Kabupaten Bogor Saeful Ramadhan mengatakan, sosialisasi Pemilu yang disampaikan KPU kepada jurnalis akan bermanfaat dalam kegiatan peliputan di lapangan.Disini perlu ada kesamapahaman tentang informasi dasar, antara penyelenggara dan para pewarta agar pemberitaan yang disampaikan kepada publik dapat berimbang.

“Tentunya dalam peliputan, kita menemukan ada persoalan-persoalan yang kalau diberitakan tanpa klarifikasi dan konfirmasi akan berpotensi menjadi gangguan penyelenggaraan. Tetapi, kami yakin teman-teman wartawan punya semangat yang sama untuk mensukseskan Pemilu 2019,”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *