Klik Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan bahwa narkoba merupakan ancaman terbesar bangsa Indonesia saat ini. Sebab, dalam satu hari saja, ada sekitar 30 rakyat Indonesia yang meninggal dunia karena menggunakan narkoba.
“Saya mendapat laporan dari BNN (Badan Narkotika Nasional) karena sering diundang untuk membakar barang sitaan. Saya tanya korbannya berapa? Disampaikan satu hari 30 orang rakyat kita yang mati karena narkoba, sebulan berarti ada 900 orang, banyak sekali, bagaimana kalau setahun?,” ujar Menko Polhukam.
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam acara Seminar Nasional dengan tema “Optimalisasi Generasi Milenial Dalam Mempertahankan NKRI Melalui Semangat Anti Narkoba Guna Meningkatkan Kualitas Pemuda Indonesia”, bertempat di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Menurut Menko Polhukam, salah satu penyebab maraknya penyebaran narkoba di Indonesia karena wilayah perbatasannya. Dikatakan, banyak daerah-daerah terluar yang kurang menjadi perhatian dan minim pengawasannya.
“Karena itu, salah satu konsetrasi Presiden Joko Widodo yaitu membangun dari pinggiran karena di pinggir itulah tempat narkoba masuk. Dengan membangun garis perbatasan di berbagai wilayah Indonesia, maka bisa untuk mencegah masuknya narkoba,” katanya.
Menko Polhukam mengaku terkejut ketika berkunjung ke Kalimantan Utara (Kaltara) dan bertanya mengenai ‘jalur tikus’ kepada Gubernur. Ia memperkirakan jumlahnya hanya sampai 25 jalur, namun ternyata ada sekitar 1.400 jalur tikus.
“Saya pernah bertanya pada Gubernur Kaltara, jalur tikus ada berapa? Saya pikir ada 20, 25. Berapa? 1.400. Satu provinsi ada 1.400 jalur tikus, bagaimana kita bisa awasi kalau kita tidak membangun dari pinggiran? Maka dibangun dari pinggiran, jadi kuat dari luar bukan hanya di dalam,” katanya.
Menurut Menko Polhukam, pentingnya mencegah narkoba masuk ke Indonesia merupakan langkah untuk mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045. Apalagi Indonesia diramalkan akan menjadi negara dengan perekonomian terkuat nomor 4 di dunia pada tahun 2045. Sehingga para generasi muda diharapkan bisa memimpin Indonesia.
“Bagaimana mungkin generasi muda saat ini akan memimpin indonesia bila sudah lebih dulu dihancurkan oleh narkoba. Indonesia emas pada 2045 bisa tidak terwujud kalau sekarang generasi mudanya terpapar narkoba,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Amany Burhanuddin Umar Lubis mengatakan, sebagai kampus yang menyandang nama Islam, UIN Jakarta diharapkan dapat ikut serta dalam pencegahan dan penanggulangan penyebaran narkoba.
“Semoga para generasi penerus bangsa mampu terhindar dari bahayanya narkoba, juga ikut serta dalam mencegah penyebatan obat-obatan terlarang itu,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana, Fazlur Rahman mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan oleh Satuan Tugas Gerakan Anti Narkoba (GAN) UIN Jakarta bersama dengan BNN dan dihadiri oleh perwakilan dari 50 universitas yang ada di Indonesia.
“Kegiatan ini kami lakukan bukan semata-mata karena embel-embel uang atau apapun, tapi karena kepedulian mahasiswa atau kaum milenial untuk juga menjaga generasi muda agar terhindar dari bahaya narkoba,” tandasnya.