Klik Jakarta – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tampak semringah menyambut Salman Amrillah, di Kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Rasa bangga jelas terlihat di wajah orang nomor satu di Kementerian Agama ini saat bertemu dengan sosok pemuda berusia 28 tahun yang juga tercatat sebagai Penyuluh Agama Islam Non-PNS di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat ini.
Salman Amrillah, baru saja tiba dari Teheran, Iran, usai mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional ke-36 yang berlangsung sejal tanggal 8-14 April 2019. Dalam ajang tersebut, Salman berhasil meraih juara pertama setelah menyisihkan qari dan qariah yang berasal dari 83 negara. “Ini tidak hanya membanggakan dan membahagiakan bagi kita, tetapi semua warga negara,” ujar Menag, Selasa (16/04/2019).
Turut mendampingi Menag, Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Muhamadiyah Amin dan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Bimas Islam Kemenag, Fuad Nasar.
Sebagai ungkapan rasa syukur, Menag memberikan sejumlah apresiasi kepada Salman. “Bila Anda ingin melanjutkan S2, Kemenag melalui Bimas Islam akan menanggung biaya pendidikannya,” ujar Menag.
Menag pun menyatakan akan mengupayakan perubahan status Salman menjadi Penyuluh Agama Islam PNS, dengan mempertimbangkan masa tugas Salman sebagai penyuluh non-PNS yang telah dimulai sejak tahun 2010 serta prestasi internasional yang berhasil diraih. “Ini tentu kita upayakan. Karena untuk pengangkatan sebagai PNS kita harus berkordinasi juga dengan Kementerian Pendayaan Aparatur Negara,” jelas Menag.
Terakhir, Menag juga memberikan dana pembinaan sebesar 20 juta rupiah. “Diharapkan ini bisa dapat digunakan untuk mempelajari Alquran, memelihara suara yang bagus, dan mempertahankan prestasi,” ungkap Menag Lukman Hakim Saifuddin.
Menag juga minta Salman untuk terus bisa menginspirasi anak-anak muda di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Salman mengaku cukup aktif di media sosial Instagram, dan sering mengisi akunnya dengan konten agama serta pembacaan Alquran.
“Saya sering posting contoh bacaan Alquran. Saya ingin anak-anak muda untuk terus semangat belajar Alquran. Saya bisa seperti ini, karena berkah Alquran,” ujar Salman yang mengaku memiliki followers hingga 80 ribu orang.
Salman yang sehari-hari juga mengabdi sebagai pendidik di pesantren peninggalan sang Ayah, berhasil menjadi orang ketiga yang meraih juara I pada MTQ Internasional selain warga negara Iran. “Biasanya pemenag MTQ Internasional adalah orang Iran. Hanya tiga kali tidak diraih oleh orang Iran. Pertama oleh qari asal Medan pada tahun 2001, kemudian oleh qari asal Pakistan, terakhir di tahun ini saya,” jelas Salman.
“Alhamdulillah, kemarin saya berhasil meraih juara pertama. Mengalahkan Qari asal Iran,” tutur Salman dengan logat Sunda yang kental.
Pada momen MTQ Internasional kali ini, Salman berhasil unggul dari qari yang mewakili 83 negara. “Yang perlu diperhatikan (bila ingin bertanding di kancah internasional) adalah aturan main dari MTQ di tiap negara penyelenggara. Masing-masing negara memiliki aturan main yang berbeda,” jawab Salman saat diminta Menag membagikan kiat bagi qari dan qariah yang ingin berhasil seperti dirinya.