Klik Bogor – Masyarakat Kota Bogor dihimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap bencana dimanapun dan kapanpun yang memang sifatnya tidak bisa diprediksi. Pasalnya, hingga 31 Maret mendatang, Kota Bogor dinyatakan berstatus siaga banjir, longsor, dan cuaca ekstrem. Hal tersebut didasari kondisi curah hujan di musim hujan ini yang terbilang cukup lebat dengan intensitas sering.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor. Mochammad Yaffies mengatakan, BPBD Kota Bogor setiap harinya bisa menerima 10 sampai 17 pengaduan bencana baik bencana kecil maupun besar. Seperti pohon tumbang, atap roboh, tanah longsor dan lainnya. Semua titik bencana tersebut menyebar di beberapa kelurahan di Kota Bogor.
“Sekarang kan cuacanya ekstrem, warga harus selalu berhati-hati dan jangan berteduh dibawah pohon saat hujan,” katanya, Selasa (05/03/2019).
Tak ayal, demi mengurangi resiko bencana BPBD Kota Bogor melakukan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas melalui pembentukan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) di 11 Kelurahan yang rawan bencana. Sebut saja Kelurahan Kedung Halang, Kelurahan Cibogor, Kelurahan Gudang, Kelurahan Pasir Jaya, Kelurahan Panaragan, Kelurahan Bondongan, Kelurahan Sukasari, Kelurahan Gunung Batu, Kelurahan Sukaresmi, Kelurahan Sempur, dan Kelurahan Tanah Baru.
“11 Kelurahan tersebut paling rawan bencana banjir, longsor dan puting beliung,” ujarnya.
Selain membentuk FPRB, lanjutnya, BPBD juga melakukan pelatihan, sosialisasi kepada masyarakat dan simulasi bencana sebagai upaya mengurangi resiko bencana. Pihaknya pun menginventarisasi daerah-daerah rawan bencana untuk menjadi rekomendasi bagi kelurahan, kecamatan dan instansi terkait.
“Misalnya tanah longsor dan harus dibuatkan TPT (Tembok Penahan Tebing) maka kami beri rekomendasinya ke Dinas PUPR, kalau pohon tumbang, atap roboh ke Disperumkim,” ujarnya.