Shadow

Menkominfo: 2030 Indonesia Akan Jadi Puncak Bonus Demografi

Klik Jakarta – Kemajuan pesat teknologi digital di seluruh negara di dunia membawa berbagai dampak perubahan. Kondisi tersebut juga berlaku bagi Indonesia yang sedang mempersiapkan diri sebagai negara ekonomi digital.

Di tahun 2030 nanti, menurut PricewaterhouseCoopers (PwC), Indonesia akan masuk menjadi negara 5 besar dengan total produk domestik bruto (GDP) USD 10.502 miliar berdasarkan nilai GDP dengan metode perhitungan Purchasing Power Parity (PPP).

Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia sebagai negara big emerging market, mengingat posisi Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara.

Hal itu disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara saat meresmikan Rumah Robot Indonesia-World Robotic Explore, Jakarta, Selasa (19/2/2019) malam.

“Mengapa saya menggunakan patokan tahun 2030? Karena tahun 2030 Indonesia akan berada di puncak bonus demografi. Artinya apa? Orang Indonesia yang usia produktif dua kali dari yang non produktif. Adik-adik kita akan memasuki usia produktif. Apalagi yang akan terjadi? Ekonomi Indonesia tahun 2030 itu besarnya sama dengan ekonomi seluruh negara ASEAN saat ini, dikumpulkan menjadi ekonomi Indonesia tahun 2030,” ungkap Rudiantara.

Menkominfo menjelaskan, bonus demografi merupakan kesempatan emas bagi Indonesia dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan salah satu pendukung agar Indonesia menjadi negara maju.

“Kalau Indonesia bisa memanfaatkan masa emas tersebut maka Indonesia telah berhasil mengambil peluang dari bonus demografi. Tadi, adik-adik kita yang usianya mungkin sekitar 5 tahun, kita bayangkan 10-11 tahun dari sekarang, tahun 2030 mereka akan berusia 15 tahun. Sekolahnya kelas 9. Kita bayangkan, mereka akan menjadi talenta seperti apa di tahun 2030,” ulas Rudiantara.

Menyoal arus kemajuan ekonomi digital yang semakin pesat, Menkominfo menyebut, ada 7 isu yang harus ditangani, yaitu SDM atau talent, pendanaan, logistik, perlindungan konsumen, perpajakan, cyber security, dan infrastruktur komunikasi.

“Kita sudah memasuki era industri ke-4, ada 7 teknologi yang harus kita kuasai agar kita bisa survive ke depan. Salah satu yang harus kita kuasai adalah robotik. Tanpa kita menguasai tujuh teknologi ini, kita bisa kalah kompetisi dengan negara asing,” jelas Rudiantara.

Selanjutnya, menurut Menkominfo robotik tak hanya dipandang sebagai bisnis saja, namun lebih penting lagi adalah menyiapkan talenta untuk menguasai robotik. Karena, mungkin suatu saat nanti di Indonesia MC-nya tidak lagi manusia, tetapi menggunakan robot.

Sekarang, lanjut Menkominfo, anchor/penyiar televisi di Tiongkok sudah ada yang robot. Jadi semua bisa digantikan dengan robot terutama pekerjaan yang berulang-ulang. Karena apa? bukan hanya teknologi robot tetapi teknologi artificial intelligence, teknologi kecerdasan buatan, teknologi sensor. Ini akan terjadi di hadapan kita, dan kita memang harus kenalkan teknologi tersebut kepada talenta muda Indonesia dari usia dini

“Jadi anak-anak yang tadi menari dan lain sebagainya memang harus dikenalkan untuk tidak takut bahkan menguasai teknologi robot. Kominfo itu rumah bagi siapapun. Dulu, bersama Ibu Jully, Kominfo pernah melakukan acara tentang robot, khususnya mengenalkan robot,” jelas Rudiantara.

Nanti, Menkominfo menjelaskan, jika ada acara lagi seperti ini, silakan datang ke Kominfo untuk mensosialisasikan, mempromosikan robot di Indonesia. “Kami siap membantu dan mendukung karena peran pemerintah bukan hanya sebagai regulator, bukan hanya sebagai tukang ngatur tapi menjadi fasilitator bahkan menjadi akselerator,” pungkas Rudiantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *