Klik Bali – Mendapat kepercayaan menangani Timnas Pelajar U-15 Indonesia di ajang Bali International Football (IFC) 2018 menjadi pengalaman pertama mengesankan bagi Firman Utina. Apalagi pesepakbola kelahiran Manado, 15 Desember 1981 ini bisa mengantarkan anak asuhnya sampai ke final.
Dengan menggunakan jaket merah, Firman berdiri di pinggir lapangan terus menginstruksikan pemainya untuk menyerang. Sesekali dia berteriak untuk meminta pemainya turun agar bisa menutup pergerakan lawan. “Awas- awas, konsentrasi, lihat bola dan lawan,” itulah teriakan yang dilakukan Firman ketika memimpin pertandingan semifinal lawan tim asal China Hubei FC di Stadion Beji Mandala, Badung, Bali, Kamis (6/12) malam.
Menjadi pelatih di Timnas Pelajar U-15 Indonesia menjadi pengalaman pertama bagi mantan pemain Arema Malang ini. Apalagi dia sebelumnya juga memiliki jejak perjalanan posirif bersama Timnas Indonesia cukup panjang. Setelah memperkuat Timnas Indonesia U-19 di Piala Pelajar Asia U-19 pada 2000, ia pun dipercaya mengenakan seragam timnas senior yang berlaga di ajang Sea Games 2001 dan 2003. Setelahnya, ia berturut-turut mengikuti gelaran Pra-Olimpiade (2003), Piala Tiger (2004 dan 2005), Piala Asia (2007) dan Piala AFF Suzuki (2008 dan 2010).
Khusus untuk menangani pemain yang usianya masih cukup muda, Firman tidak terlalu memberikan beban atau target tinggi kepada anak asuhnya. Yang terpenting menurutnya adalah, disiplin dan menjalankan instruksi pelatih dengan baik menjadi prioritasnya.
“Setiap sebelum bertanding, saya lebih banyak menekankan kepada anak-anak agar tidak terlalu terpatok dengan kemenangan, yang paling penting adalah disiplin menjalankan strategi. Kalau kita sudah bisa menjalankan strategi dengan baik di lapangan, makan kemenangan akan bisa kita raih,” kata Firman.
Selain displin di lapangan, Firman juga menekankan kepada pemain untuk tetap menjaga semangat tanding. Misalnya ketika Syukran Arabia Samual dkk menang 3-1 atas tim asal China Hubei FC dan lolos ke final, Firman menginginkan anak asuhnya tidak terlalu berlebihan merayakan kemenangan, karena itu akan membuat pemain jumawa. “Setelah lolos ke final, saya meminta pemain agar tidak berlebihan melakukan euforia berlebihan, karena kita baru setengah dari perjalanan,” tambah Firman.
Untuk bisa menjadi juara di ajang Bali International Football (IFC) 2018 tinggal selangkah lagi bagi Firman. Jika dia mampu mengantarkan Timnas Pelajar U-15 Indonesia juara, ini akan menjadi karier sukses pertama Firman menjadi pelatih di ajang internasional. “Ini pengalaman pertama menangani pelatih di event internasional, semoga bisa mengantarkan para pemain juara,” harapnya.