Klikterus.com – Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari. Pemberitahuan tersebut diumumkan oleh pemerintah setempat sebab kerusuhan yang terjadi di ibukota Port Moresby. Papua Nugini adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur pulau Papua dan berbatasan langsung dengan provinsi-provinsi di Indonesia. Kerusuhan di Papua Nugini memasuki hari kedua. Diketahui kerusuhan dipicu perselisihan gaji tentara dan polisi Papua Nugini, yang berlanjut pada aksi unjuk rasa anarkis.
Selain kota besar Port Moresby, kerusuhan juga terjadi di Kota Lae yang jaraknya 300 kilometer dari Ibu Kota. Kerusuhan di Lae terjadi dalam hitungan beberapa jam, usai Port Moresby. Di jalan kota aksi penjarahan dan pembakaran terus bergejolak. Toko banyak yang digeledah dan dibakar, sehingga pemilik toko tidak dapat melakukan intervensi di tengah kekacauan tersebut.
4 Kepala Negara di Nonaktifkan
Perdana Menteri Papua Nugini, Marape menyebutkan terdapat empat kepala departemen yang terlibat dalam masalah pemotongan gaji itu. Pertama Komisioner Kepolisian, kedua Kepala Personalia. Ketiga yakni Kepala Keuangan. Dan terakhir adalah Kepala Perbendaharaan. Empat kepala departemen itu langsung dinonaktifkan selama 14 hari.
Marape menanggapi situasi terkini di negaranya, dalam pernyataannya ia menyampaikan permohonan maaf kepada rakyatnya atas kerusuhan yang terjadi. Dia juga menegaskan kerusuhan dan melonjaknya pelanggar hukum di negaranya tidak akan ditoleransi.
Komisioner Kepolisian Papua Nugini David Manning, dalam pernyataan pada Kamis (11/1) waktu setempat, melaporkan 15 orang tewas. Korban tewas merupakan total dari korban kerusuhan di Port Moresby dan Lae. Marape mengumumkan lebih dari 1.000 tentara siaga untuk ‘turun tangan’ jika kondisi semakin darurat. Pengerahan militer berdasarkan keputusan pemberlakuan keadaan darurat tersebut.