Klikterus.com – Ekuador, negara kecil di Amerika Selatan ini sedang dalam situasi mencekam. Gembong narkoba yang kabur dari penjara adalah Jose Adolfo Macias, panggilan akrab Fito. Pria ini punya pengaruh besar dalam dunia distribusi barang-barang yang bikin mabuk-mabukan. Dia adalah pemimpin geng narkoba paling terkemuka di Ekuador, Los Choneros.
Geng narkoba bersenjata menggerebek stasiun televisi TC Television yang sedang mengudara. Stasiun televisi itu milik negara. Polisi kemudian mendatangi lokasi kejadian. Polisi segera menangani kejadian tersebut. Siaran langsung tetap berjalan tanpa gangguan, meski lampu di lokasi syuting padam. Sekitar 30 menit setelah orang-orang bersenjata muncul, polisi terlihat masuk
Presiden Ekuador Danier Noboa telah menyatakan negaranya berperang melawan geng narkoba yang menguasai saluran televisi, menyandera ratusan penjaga penjara dan melakukan serangan di sejumlah kota. Geng tersebut tak segan-segan mengancam dan membunuh orang di jalanan serta menculik beberapa petugas polisi untuk membacakan pernyataan yang ditujukan kepada Presiden Ekuador
Di Ekuador pun, warga tidak berani keluar rumah karena situasi mencekam di sepanjang jalan. Di sebagian besar jalan kota, tentara bersenjata lengkap berjaga di setiap sudut. Menanggapi hal tersebut, Presiden Daniel Noboa segera mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam nasional. Selama 60 hari ke depan, personel militer Ekuador akan dikerahkan di beberapa kota untuk menjaga keamanan selama keadaan darurat.
Keamanan negara ini semakin memburuk sejak pandemi virus Covid-19 berdampak pada perekonomian negara. Negara-negara tersebut memasuki krisis menyusul munculnya kartel narkoba yang menggunakan pelabuhan tersebut untuk mengirimkan kokain ke AS dan Eropa.
Pemerintah mengatakan jumlah kematian akibat kekerasan di negara tersebut akan meningkat menjadi 8.008 kasus pada tahun 2023. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2022 yang berjumlah sekitar 4.500 kasus. Pemilihan presiden tahun lalu juga diwarnai dengan pembunuhan seorang kandidat antikorupsi. Pemerintah menyalahkan situasi ini karena meningkatnya kekuatan geng narkoba yang memicu destabilisasi di seluruh benua.