Bogor-Pengamat politik dan kebijakan publik Yusfitriadi menilai Partai Nasdem berpeluang menambah atau mengkatrol raihan kursi di DPRD Kabupaten Bogor.
Hal itu efek dari dinamika politik, dimana Partai Nasdem mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai Calon Presiden periode 2024-2029
⁶Beberapa faktor yang mengarah kesana. Pertama, kandidat calon presiden dan wakil presiden. Jika Partai Nasdem konsisten mengusung Anies Baswedan jadi Capres, maka Partai Nasdem dimungkinkan akan menguat suaranya di Kabupaten Bogor dan bukan tidak mungkin akan mengambil suara dari Partai Gerindra dan partai politik lain yang pada pemilu 2019 mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres,” ungkap Yusfitriadi kepada wartawan, Kamis, (09/02/2023).
Yusfitriadi menambahkan, jika Partai Nasdem melepas Anies Baswedan bukan tidak mungkin suaranya akan turun secara drastis.
“Hal itu dikarenakan Kabupaten Bogor amat sangat kuat pilihan politisnya berbasis ideologis,” tambahnya.
Selain Partai Nasdem, peningkatan suara atau kursi DPRD Kabupaten Bogor juga akan diraih oleh PDI Perjuangan, ketika Capresnya Ganjar Pranowo.
“Jika PDI Perjuangan mampu menarik partai-partai lain sebagai koalisi, akan sangat mungkin akan mendongkrak elektabilitas suara PDI Perjuangan yang sebetulnya memang mempunyai potensi sebagai partai pemenang,” tutur Founder Yayasan Visi Nusantara Maju tersebut.
Kang Yus sapaan akrabnya menambahkan, berbeda dengan Partai Nasdem dan PDI Perjuangan. Ada potensi turunnya suara untuk Partai Gerindra, PPP dan PAN.
Hal itu berbalik, karena pada Pemilu 2019 suara Partai Gerindra naik melesat cukup signifikan dengan memperoleh 14 kursi DPRD Kabupaten Bogor, tentu atas pencalonannya di Pilpres yang melawan Joko Widodo (Jokowi).
Namun bergabungnya Prabowo Subianto ke kabinet Presiden Jokowi sedikit banyak akan merugikan suara Partai Gerindra pada Pemilu 2024 besok terutama di Kabupaten Bogor karena kekecewaan pemilih Prabowo Subianto.
“Sedangkan PPP dan PAN sesuai dengan hasil berbagai lembaga survei akhir-akhir ini berpotensi masuk kotak degradasi, tentu ada partai yang diuntungkan secara suara, maka Partai Nasdem dan PDIP itulah yang akan diuntungkan,” tambah Kang Yus.
Ia memaparkan bahwa Prabowo Subianto dalam analisanya sudah lewat momentumnya, kecuali PDI Perjuangan mau mengusung Prabowo Subianto.
Sedangkan Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil sama-sama satu gerbong dalam Partai Golkar. Kalaupun akan mempengaruhi suara Partai Golkar dengan keberadaan Ridwan Kamil tidak akan signifikan.
“Hal itu karena basis suara Ridwan Kamil pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat pada Tahun 2018 basisnya di Partai Nasdem sebagai pengusung utama. Sedangkan Ridwan Kamilnya bukanlah kader partai. Sehingga dalam konteks kepartaian Ridwan Kamil belum teruji mempunyai basis suara yang signifikan saat ini. Keberadaan Airlangga Hartarto yang digadang-gadang bakal jadi Capres juga tidak berpengaruh besar terhadap peningkatan suara Partai Golkar di Bumi Tegar Beriman,” paparnya. (Rocky)