Bogor-Jumlah balita stunting (kurang baik pertumbuhannya) di Kabupaten Bogor mencapai 9,89 persen dari jumlah total balita atau sekitar 32 ribu jiwa. Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat Erni Sugiyanti pun mengaku prihatin.
Erni Sugiyanti yang merupakan legislator PKB mengusulkan agar tugas penangganan balita stunting bukan hanya tugas satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terutama Kabupaten Bogor, tetapi juga badan usaha milik daerah (BUMD) Jawa Barat, karena bagaimanapun banyaknya kasus balita stunting terjadi di wilayah kantung kemiskinan.
Erni Sugiyanti yang ditemui awak media usai menghadiri reses di Yayasan Miftahul Hidayah, Desa Cadas Ngampar, Sukaraja, Kabupaten Bogor berharap, orang tua balita stunting didorong pendapatan ekonominya oleh BUMD, salah satu contohnya Bank Jabar Banten (BJB).
Orang tua balita stunting nantinya tidak lagi bekerja serabutan, tetapi menjadi pelaku usaha kecil menengah (UKM).
“BJB saya minta ikut membantu penanganan balita stunting, karena rata-rata ayahnya bekerja serabutan, saya minta mereka dibantu menjadi pelaku UKM baik dari segi modal hingga manajemen usaha. Selain pendapatan ekonominya membaik, balitanya pun dapat makanan yang bergizi hingga pertumbuhannya membaik,” kata Erni Sugiyanti kepada wartawan, Jumat, (08/07/2022)
Wanita yang sudah dua periode duduk di DPRD Jawa Barat ini menjelaskan bagi masyarakat Kecamatan Sukaraja yang banyak kasus balita stuntingnya, bisa belajar dari wilayah lain yang kategorinya minapolitan atau banyak pelaku usaha peternakan maupun olaha ikan seperti Kecamatan Ciseeng.
“Contohnya, masyarakat Kecamatan Sukaraja bisa belajar cara pengolahan ikan yang merupakan makanan bergizi ke pelaku peternakan maupun usaha pengolahan ikan di Kecamatan Ciseeng, jadi tugas dalam penanganan balita stunting merupakam tugas semua pihak, termasuk masyarakat lainnya,” jelasnya. (Rocky)