Shadow

Saatnya Kaum Millenial menjadi pionir entrepreneur melalui daur ulang sampah di masa transisi New Normal

Siapa kira produk-produk yang biasa kita buang dalam keseharian kita ternyata mampu memiliki nilai ekonomis. Seorang entrepreneur Millenial Munis Zaini mencoba di tengah situasi pandemi ini melakukan berbagai kreativitas mengolah berbagai produk yang dibuang di rumahnya menjadi kerajinan yang menarik mulai dari hiasan. Gantungan dan berbagai souvenir dihasilkannya dari barang barang bekas dan menjadi nilai ekonomis bahkan tidak tidak segan ia menularkan kreativitasnya kepada lingkungan dan komunitas lain. Dalam kesempatan diskusi webinar ia memberikan banyak inspirasi dari produk produk yang dihasilkannya karena memiliki nilai seni dan daya tarik serta manfaat untuk digunakan sehari hari.

banyak pengiat lingkungan yang kreatif dalam mendaur ulang produk sampah sehingga mampu mendatangkan nilai ekonomis. Problematika lingkungan perlu di fasilitasi melalui pendekatan yang integrated. Berbicara lingkungan maka tidak lepas dari aspek ketahanan pangan dan penyelesaian problem lingkungan di bidang sampah pemerintah perlu mendorong stimulus ekonomi masyarakat di tengah situasi masa transisi diharapkan berbagai kebijakan mampu efektif menjadi stimulan dalam mendongkrak sektor ekonomi . Misal pengelolaan sampah skala rumah tangga sudah seharusnya dikelola secara integrated dimana rumah tangga sebagai penghasil sampah terbesar saat pandemi karena stay at home dan banyaknya pekerjaan dilakukan di rumah memicu peningkatan produktivitas skala rumah. Maka diharapkan pemerintah melakukan pendekatan sosial green entrepreneur dimana setiap rumah di dorong mampu mengelola pemilahan dan integrated rycycle dengan pendekatan ketahanan pangan skala mikro di tingkat RT/RW yang mampu mengkombinasikan kegiatan lingkungan dengan dengan produksi cocok tanam skala rumah tangga. Pemerintah perlu mendorong dan melakukan political Will di bidang alokasi anggaran dalam mendorong pola pengembangan integrated rycycle dalam menopang ketahanan pangan skala lingkungan yang mampu mendorong peningkatan ekonomi lingkungan dan melahirkan entrepreneur lingkungan. Fasilitasi dan kolaborasi infrastruktur pemilahan sampah dan daur ulang yang di topang dengan budidaya sayur mayur dan ternak skala lingkungan menjadi prasyarat terbentuknya integrated rycycle yang berbasis ketahanan pangan keluarga ungkap Ageng sebagai pembina HPPMI ( himpunan Petani Peternak Millenial Indonesia ) dalam kesempatan diskusi bertajuk “Mengolah sampah menjadi berkah dalam mewujudkan Green Entrepreneur” di Kota Bogor pendekatan ini bisa menjadi model bagi kota-kota besar dan urban di tengah transisi pandemi virus Covid 19 yang melanda dunia saat ini.

Untuk membangun masyarakat yang kondusif, adalah penting untuk mengembangkan kemitraan yang diberi mandat oleh Pemerintah Kota untuk melaksanakan zero waste management yang berperan mengelola sampah secara efektif sekaligus menciptakan circular economy sehingga meringankan beban Pemerintah Kota dalam mengelola sampah
Saat ini Pengelolaan sampah perkotaan masih belum efektif karena masih berorientasi pada tumpuh angkut tumpuk dengan open dumping maka Political will dari pemerintah kota, partisipasi masyarakat dan dunia usaha harus kondusif untuk pengelolaan sampah yang efektif dan berbasis zero waste management, Zero waste management adalah feasible dan bisa menjadi peluang bagi green entrepreneurship menyambut new normal di kota Bogor, Tidak hanya sampah anorganik yang dapat didaur ulang, limbah organik dari masyarakat, pasar tradisional, super makert, restaurant, dll adalah berkah yang dapat diolah menjadi material yang bernilai tinggi akhirnya diperlukan political will dan kepastian dalam penyusunan kerangka acuan kerja dan penganggaran yang mengakomodasikan zero waste management ungkap Ahmad Safrudin .

Hal senada diungkapkan Oleh Ujang Solihin kasubdit Direktorat Pengelolaan Sampah Dirjen PSLB3 KLHK bagi pemerintah kebijakan hulu dan hilir pemerintah pusat terus mendorong membangun system yang integrated , bagaimana para produsen diajak ikut bertanggung jawab dan masayarakatpun diatur dimana kuncinya pemilahan, budaya memilah saat ini belum menjadi bagian dari budaya kita, pemerintah pusat terus mendorong peran millennial dalam pengelolaan sampah yang berbasis tehnologi sehingga membuka peluang lahirnya entrepreneur milenial baru di tengah kondisi Pandemi ini.

Kota bogor terus berupaya menjadi kota yang terus melakukan inovasi dalam pengelolaan sampah yang berbasis lingkungan pendekatan urban farming juga menjadi model integrasi konsep pengelolaan sampah berbasis lingkungan yang di dukung komunitas dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari ungkap Anne Dewiana Rulianti Selaku Sekdis LH kota Bogor.

TaraAdia selaku musisi vionis juga turut memberikan support kepada para komunitas lingkungan terutama para generasi milenial , selaku musisi ia merasa terpanggil untuk memberikan support kepada komunitas lingkungan karena ia merasa di tengah kondisi pandemi ini generasi milenial harus menjadi pionir yang mampu mengembangan potensi lingkungan melalui ide-ide kreatif pengelolaan sampah yang dapat didorong melalui media sosmed saat ini tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *